Pentingnya Kesehatan Mental di Lingkungan Kerja

caption img : karyawan merasa lelah pikiran

Apakah banyak karyawan yang mengalami stres?

Berapa banyak yang mengalami gangguan kecemasan?

Apakah ada di antara mereka yang depresi?

Jika pertanyaan-pertanyaan diatas sulit untuk dijawab, itu karena memang wajar demikian.

Orang-orang sering enggan membahas penyakit mental terutama di lingkungan kerja.

Penyakit mental didefinisikan sebagai segala kondisi yang mempengaruhi suasana hati, berpikir, dan perilaku terhadap seseorang.

Tidak seperti flu atau patah tulang, gejala stres, kecemasan, depresi, dan penyakit mental lainnya dapat disembunyikan atau malah anggap secara keliru (mis: si A hanya mengalami hari yang tidak baik).

Masalah kesehatan mental tidak selalu terlihat ketika seorang karyawan menghadapinya apalagi jika ia enggan untuk berbagi cerita pribadi.

Itulah mengapa sangat penting bagi Manajemen untuk menciptakan lingkungan kerja yang benar-benar mendukung kesehatan mental.

Dengan menyediakan sumber daya yang terkait dan membangun budaya yang mengutamakan kesejahteraan psikologis dapat membantu karyawan yang sedang berjuang melawan kelelahan mental, serta mendorong semua orang untuk meningkatkan kesehatan mental.

Tidak sedikit organisasi yang salah dalam hal penanganan kesehatan karyawan. Meskipun sangat bagus bahwa sebagian besar program perusahaan sangat menekankan kesehatan fisik melalui kegiatan olahraga senam mingguan.

Tubuh hanya setengah dari kebutuhan, otak kita sama pentingnya untuk kebutuhan kesehatan, terutama mengingat efek merugikan yang dapat ditimbulkan oleh penyakit mental pada kesehatan fisik, seperti peningkatan tekanan darah, ketidakseimbangan hormon, dan peningkatan risiko kanker.

Ketika seorang karyawan menderita sakit mental, maka akan mempengaruhi pekerjaannya. Depresi menjadi penyebab utama sebuah kegagalan, dan banyak jam kerja yang hilang disebabkan oleh depresi.

Stres, kecemasan, dan masalah kesehatan mental lainnya memperburuk masalah serta membuat orang menjadi kurang fokus dan produktif.

10 cara untuk meningkatkan kesehatan mental di lingkungan kerja

Tidak semua gangguan mental dapat dicegah. Namun, ada beberapa langkah yang dapat dilakukan oleh Manajemen untuk mengurangi risiko serangan gangguan mental di lingkungan kerja, yaitu:

1. Berbicara terus terang

Langkah pertama adalah membuang stigma bahwa penyakit mental adalah hal yang tabu. Hal ini sangat penting dalam dunia kerja.

Sikap terus terang artinya berbicara secara terbuka sesuai kenyataan yang ada. Membicarakannya secara terbuka dan tanpa rasa malu akan membantu orang lain menyadari bahwa ia tidak sendirian.

2. Menjadikan sebagai perhatian utama

Budaya lingkungan kerja harus dipupuk, yang berarti perusahaan tidak bisa hanya satu kali mempromosikan kesehatan mental kemudian mengharapkannya untuk diterapkan.

Temukan peluang untuk memasukkan topik ke dalam aktifitas karyawan sehingga tetap menjadi perhatian utama.

3. Melibatkan semua tingkat staf

Budaya dimulai dari atas, karyawan tidak akan percaya bahwa Manajemen benar-benar peduli dengan kesejahteraan karyawan kecuali Manajemen juga menunjukkan pentingnya kesehatan mental.

4. Memberikan hari libur

Bagian dari pencegahan sakit melibatkan pikiran dan tubuh, berikan karyawan istirahat sesekali, biarkan mereka mengambil cuti kerja untuk menyegarkan pikiran.

Hal ini dapat membantu karyawan mencegah masalah kesehatan yang lebih serius di kemudian hari.

5. Memberikan bantuan

Jika Manajemen melihat seorang karyawan berperilaku tidak biasa (mis: lekas marah atau suasana hati yang buruk), jangan ragu untuk bertanya apakah ia baik-baik saja. Bahkan jika ia memberi tahu bahwa baik-baik saja, ingatkan kepadanya bahwa Manajemen ada untuk membantu.

6. Memastikan ketersediaan dan akses alat dan sumber daya yang relevan

Sebanyak apapun informasi yang diberikan kepada karyawan, tidak akan ada gunanya jika sudah usang atau tidak relevan.

Manajemen harus sering mengaudit sumber daya kesehatan mental untuk memastikannya akurat, terkini, dan berisi saran praktis yang dapat digunakan karyawan untuk menjadi lebih baik.

Karyawan tidak akan banyak memanfaatkan informasi jika sulit ditemukan. Hilangkan hambatan akses dengan menyediakan konten dalam berbagai format (audio, video, tertulis, dll), kemudian meminimalkan jumlah proses yang diperlukan untuk mendapatkannya.

7. Menjaga kerahasiaan

Meskipun kesehatan mental dianggap normal di lingkungan kerja, beberapa orang mungkin masih merasa tidak nyaman membicarakannya, terutama jika mereka berjuang dengan kecanduan, trauma, atau pikiran untuk bunuh diri.

Meyakinkan karyawan bahwa privasi mereka terjaga, dan bahwa penggunaan sumber daya kesehatan mental tidak akan pernah dipantau atau dilacak.

8. Merancang ruang kerja yang sehat secara mental

Yang juga tak kalah penting adalah ruang kerja yang menunjang, supaya karyawan merasa bersemangat dan terangkat oleh lingkungan kerja.

Penelitian telah menunjukkan produktivitas, keterlibatan, dan kesehatan secara keseluruhan meningkat ketika orang merasa nyaman di ruang kerja dengan pencahayaan alami, tanaman, dan hiasan positif lainnya.

9. Fokus pada hal positif

Penyakit mental adalah masalah serius, tetapi masih bisa diatasi. Dengan menciptakan sikap dan kebiasaan positif, dengan atau tanpa disadari akan memberikan energi untuk mengerjakan semua kegiatan secara fokus.

Beberapa penelitian ilmiah sudah membuktikan bahwa berpikir positif dapat memberikan dampak baik pada seseorang. Seperti lebih percaya diri, memperbaiki suasana hati, hingga mengurangi risiko hipertensi, depresi, stres dan sebagainya.

10. Menerapkan ISO 45003

Sebagaimana kita ketahui, tahun 2020 merupakan tahun di mana banyak perusahaan dan juga pekerja mengalami tekanan, stres, dan kekhawatiran akibat pandemi Covid-19. Sebab itu perlunya prosedur khusus seputar pengelolaan kesehatan mental dan psikologis di lingkungan kerja.

Pada Juni 2020, sebanyak 136 ahli K3, peserta dari 41 negara, dan 6 organisasi internasional terlibat dalam penyusunan dan pengembangan draf ISO 45003. ISO 45003 merupakan standar baru yang bertujuan untuk memberikan dukungan yang lebih baik seputar masalah kesehatan dan keselamatan psikologis di tempat kerja.


Disclaimer : tulisan ini tidak mencerminkan kebijakan perusahan tempat penulis bekerja ataupun pribadi penulis sendiri.